MGMP SEJARAH SMA

MGMP SEJARAH SMA
Kegiatan Guru Sejarah SMA se Kab Batang

Kamis, 10 April 2014

Batang Dalam sejarah dan Cagar Budaya


 

Batang dalam sejarah dan Cagar Budaya*
Bambang Indriyanto, S.Pd.**

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun, yang berarti pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sangat sederhana ke tingkat yang lebih komplek atau ke tingkat yang lebih maju. Kata lain yang mirip dengan pengertian sejarah, yakni membicarakan masa lampau adalah Babad, Tambo, Tarikh, Silsilah dan Riwayat. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah  (history) berarti masa lampau umat manusia. Sedangkan dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschit) berarti sesuatu yang telah terjadi. Kedua kata itu dapat memberikan arti yang sesungguhnya tentang sejarah, yaitu sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Kata sejarah dalam bahasa Yunani adalah Istoria ( ilmu )  yang bermakna belajar dengan cara bertanya-tanya. Kata lain yang umum di pakai dan artinya serupa dengan sejarah adalah annal, kronik, epic dan sebagainya.
Peristiwa kejadian hidup manusia pada masa lampau dalam segala aspeknya adalah pengertian sejarah yang mudah kita cerna, meskipun masa lampau tidak harus dikatakan sebagai sejarah. Sebab masa lampau yang sudah dibuat cerita dengan penyusunan yang ilmiah dengan metode tertentu, barulah masa lampau tadi berarti dan bermakna sejarah.Sebelum kedatangan bangsa Barat, istilah silsilah, tambo, riwayat, babad atau tarikh sudah dikenal. Silsilah, adalah daftar asal usul yang kalau dibuatkan secara skematis bentuknya seperti pohon, cabang dan ranting-rantingnya. Riwayat,artinya sama dengan babad dalam Jawa yakni riwayat kerajaan, riwayat bangsa, buku tahunan atau kronik. Buku tahunan atau annal yakni riwayat kerajaan atau riwayat peristiwa setiap tahun. Sedangkan kronik adalah cerita atau fakta, yakni peristiwa-peristiwa sejarah yang disusun menurut urutan waktu tanpa menjelaskan hubungan antar peristiwa itu. Tarikh berarti buku tahunan, kronik perhitungan tahun, buku riwayat, tanggal atau pencatatan tanggal.
Sejarah Batang mengalami masa yang sangat panjang sejak prasejarah dengan diketemukannya kapak neolitikum di Subah , jaman Hindu dengan prasasti Sojo Mertonya, jaman Islam dengan peninggalan di Masin dan Wonobodro, serta Jaman kolonial seperti peninggalan stasiun Kereta Api Batang, pabrik teh Pagilaran bahkan sampai batang bergabung dengan Pekalongan, bahkan lepas dari Kabupaten Pekalongan Tanggal 8 April 1966 berdasarkan Undang- undang No 9 Tahun 1965 yang pernyataannya dibacakan oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah Hari Jumat, 8 April 1966.
Sewajarnya kalau pelajar seharunya mengetahui dan memahami sejarah peningggalan masyarakatnya.Jelajah budaya Batang 2014 ini menjadi salah satu cara pengenalan sejarah dan cagar budaya di Batang ini
Kabupaten Batang terletak pada 6 o 51 o 46 ‘’  sampai  7 o 11 o 47 ‘’Lintang Selatan dan antara 109 o 40 o 19 ‘’  sampai  110 o 03 o 06 ‘’Bujur Timur. Letak geografis Kabupaten Batang berada di Pantai Utara Pulau Jawa dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta – Surabaya dengan batas – batas :
          Sebelah Utara             : Laut Jawa
          Sebelah Selatan          :Kabupaten Wonosobo dan
Banjarnegara
          Sebelah Timur            : Kabupaten Kendal
          Sebelah Barat             : Kota dan Kabupaten Pekalongan
Dengan luas 7.886.416 Ha yang terbagi atas wilayah pantai
/daratan rendah dan tinggi/pegunungan.
Wilayah Kabupaten Batang terdiri  atas : 15 Kecamatan, 235 Desa, 9 Kelurahan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang merupakan perbukitan dan pegunungan.Dataran rendah di sepanjang pantai utara tidak begitu lebar.Di bagian selatan adalah dataran tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prau (2.565 meter).Kondisi wilayah Kabupaten Batang yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan menjadikan Kabupaten Batang berpotensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata dan agrobisnis.
Di Kabupaten ini tersimpan artefak dan situs sejarah yang banyak sekali.Kabupaten batang memiliki banyak situs kepurbakalaan dari berbagai kurun waktu dan tersebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada. Pada situs-situs dimaksud terdapat benda-benda cagar budaya bergerak dan mudah berpindah tempat oleh ulah penduduk atau oknum yang lain dan hanya memetingkan diri sendiri tanpa memikirkan masa depan generasi penerus.
Segi negative dari pernyataan tersebut benda-benda cagar budaya banyak yang hilang, dan tidak terdeteksi sehingga memutus hubungan terhadap sumber sejarah yang diharapkan.
Di Kabupaten Batang tersebar sedikitnya 42 situs yang sudah terdaftar dan terinventarisir baik oleh Disbudpar mapun lembaga lain yang berkompeten dalam kegiatan ini.
Peninggalan sejarah dan purbakala ini ada yang masih dikuasai perorangan,pemerintah ataupun masyarakat.Oleh karenanya perlu revitalisasi benda cagar budaya sehingga dapat terinventarisasi serta terseleksi untuk dijadikan cagar budaya. Undang-undang no. 11 tahun 2010 tentang Perlindungan Cagar Budaya di Indonesia telah mengisyaratkan bahwa benda-benda Cagar Budaya yang merupakan warisan budaya bangsa perlu di selamatkan.Maka tidak heran Kabupaten Batang dalam hal Dinas  Kebudayaan dan Pariwisata melakukan inventarisasi dan penelitian serta perlindungan terhadap benda cagar budaya itu.

1.    Adapun benda benda cagar budaya yang ada di Batang antara lain: Prasasti Sojomerto, di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban;Prasasti Kepokoh, bersama dengan Yoni di Kecamatan Blado.Prasasti Wutit, di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar.
2.   Ada 3 Arca Ganesha di Kabupaten Batang, yaitu di : Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, dan di Desa Siguci Kecamatan Pecalungan.
3.   Arca Sri Vasudara, bersama situs Balekambang, di Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing.
4.   Arca Gajah atau Patung Gajah Indra (Fragmen Karivaradha), di Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal.
5.   Yoni serta Nandi, juga banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Batang.
6.   Batu Gamelan peninggalan kuno Megalithikum, di Desa Toso, Kecamatan Bandar.Kapak Persegi dari jaman neolithikum dari Subah.
7.   Kemuncak, di Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, dan di situs Sibebek di Desa Sibebek, Kecamatan Bawang.
8.   Kala, di situs Cepit, Desa Deles, Kecamatan Bawang (Arca Klenteng).
9.   Situs berupa makam dan peninggalan Islam di Masin Warung Asem, Ujung Negoro, Wonobodro dan Limpung serta Masjid Agung Batang.
   10. Batu Kala Cakra dari Tersono

Karena banyaknya situs sejarah ini, maka yang diperlukan dan harus diperhatikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah :
1.   Sosialisasi benda cagar budaya kepada masyarakat, khususnya generasi muda dan pelajar sehingga ada sikap sadar sejarah dan pentingnya mengapresiasi  benda cagar budaya.
2.   Mengangkat juru budaya untukmerawat BCB dan memberi bekal pengetahuan bagi mereka tentang kecagar budayaan.
3.   Menginventarisai dan meneliti bcb dengan membentuk satgas BCB Kab Batang yang bertugas ikut menggali , mendalami dengan kerjasama pihak yang berkepentingan demi kemajuan pengembangan BCB di Kabupaten Batang.
4.   Mendukung dan mempercepat pendirian museum Kabupaten Batanguntuk menjadi wadah autentik tentang budaya Batang masa lalu.
5.   Mengadakan kegiatan pengenalan budaya kepada pelajar lewat kegiatan sosialisasi, kemahbudaya ataupun jelajah budaya di Tingkat Kabupaten Batang.

Jelajah budaya di Kabupaten Batang yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batang untuk siswa SMA ini lebih dititikberatkan pada pengenalan benda cagar budaya yang ada disekitar Batang yaitu Makam Syeh Tholabudin di desa Masin kecamatan Warung Asem, Makam Islam di Wonobodro Kecamatan Blado, Prasasti Sojomerto di desa Sojomerto Kecamatan Reban, dan Patung Ganesa di Pejaten Kecamatan Tersono.
Pengenalan Cagar Budaya Batang:
1.   Makam Syeh Tholabudin di Masin Warungasem Batang

Syeikh Tholabuddin adalah keturunan dari Sunan Giri ke - 8, yang merupakan garis keturunan Rosulullah.Syeikh Tholabuddin merupakan keturunan Rosulullah yang ke - 32.
Syeikh Tholabuddin memiliki nama lain Raden Wirokusumo sebagai laskar prajurit Mataram Islam. Raden Resokusumo sebagai orang yang mempertahankan dan menjaga Agama Islam.Raden Jayokusumo sebagai pejuang yang berhasil memperjuangkan Islam dari penindasan Kolonial Belanda.
Syeikh Tholabuddin memiliki nama asli Kanjeng Kyai Syeikh Sayid Abdullah bin Sayyid Husein bin Yahya Ba'alawy.
Beliau wafat pada tahun 1212 Hijriyah atau sekitar tahun 1795 - 1796 Masehi.Beliau dimakamkan di desa Masin kecamatan Warungasem.
Menurut Prof Wasino dalam bukunya yang berjudul Penulisan Upacara Tradisional Di Kabupaten Batang, upacara khol ini sudah sejak Tahun 1960 berlangsung.Khol untuk mbah Tholabudin tokoh yamg menurut cerita tutur berasal dari salah satu prajurit Mataram yang bertugas menyerang Kompeni di Batavia.Ia tidak dapat meneruskan perjalanannya karena kehabisan perbekalan.Akhirnya memutuskan tinggal di desa Masin.Di desa inilah tokoh ini mencari sunber kehidupan baru sembari menyebarkan agama Islam.Setelah wafat dimakamkan di Pekuncen desa Masin.Makam berlokasi di dalam kubah permanen berukuran 12 x 5 x 5 m di lokasi ini setiap malam jumat kliwon banyak dikunjungi masyarakat dengan maksud tertentu.
Peringatan meninggalnya suatu tokoh  sering disebut khol.Salah satunya Khol Mbah Tholabudin dari Masin Warungasem ini. Pelaksanaan khol biasanya terjadi pada Tanggal 20 Syakban tiap tahunnya dengan acara pembacaan Al Quran malam sebelumnya dan paginya di lokasi makam diadakan acara lain pembacaan salawat badar,sambutan panitia penyelenggara pembacaan ayat suci Al Quran,sambutan pejabat tingkat MUSPIKA, hikmah dan riwayat singkat mbah Tholabudin,dan acara lain lain berupa pemberian nasi besek.Acara ditutup dengan doa oleh ulama setempat.



http://2.bp.blogspot.com/-oX1Z0SA-DMo/Ue3mHn8E4LI/AAAAAAAAAcI/kk_DvsbyBzs/s400/2+makam+tholabuddin+%281%29.JPG




Makam di Masin Warung Asem ( FotoGallery Photo Kabupaten Batang )

2.   Prasasti Sojomerto di Reban

        Prasasti Sojomerto adalah prasasti yang ditemukan di sebuah kebun kopi di Desa Sojomerto,Kecamatan Reban, Kabupaten Batang pada tahun 1940 dapat memberikan keterangan - keterangan baru bagi sejarawan Indonesia mengenai Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Sojomerto menyebutkan seorang tokoh yang bernama Dapunta Sailendra dari kerajaan Mataram kuno yang berdiri sejak awal abad ke-8 dengan raja pertamanya yaitu raja Sanjaya.
Pada umumnya masyarakat belum mengetahui mengenai keberadaan prasasti ini bahkan oleh masyarakat di daerah Batang sendiri.Prasasti ini diperkirakan usianya lebih tua dari Prasasti Canggal yaitu sebuah prasasti yang menjelaskan mengenai keberadaan Mataram Kuno yang juga dianggap sebagai prasasti paling tua di Jawa Tengah.
Prasasti Sojomerto terbuat dari batu andesit berukuran panjang43 cm,tebal7 cm dantinggi 78 cm menggunakan aksara Jawa Kuno (Kawi) dan ditulis dalam dialek Bahasa Melayu Kuno dan berasal dari abad 7 M dan berisi mengenai persembahan kepada Dewa Siwa dan Parameswara serta silsilah Dinasti Syailendra.
Prasasti Sojomerto dapat memperkuat dugaan Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka yang mengatakan bahwa di Jawa tengah hanya ada satu dinasti yaitu dinasti Syailendra saja bukan dinasti Sanjaya dan Syaelendra.Dinasti ini beragama siwa.
Adapun bentuk prasasti yang ada di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang seperti gambar dibawah ini.

Prasasti Sojomerto ( Foto MGMP Sejarah SMA Kab Batang )

Adapun isinya adalah :
... – ryayon çrî sata ...
        ... _ â kotî
        ... namah ççîvaya
        bhatâra parameçva
        ra sarvva daiva ku samvah hiya
        – mih inan –is-ânda dapû
        nta selendra namah santanû
        namânda bâpanda bhadravati
        namanda ayanda sampûla
        namanda vininda selendra namah
        mamâgappâsar lempewângih

artinya:
Sembah kepada Siwa Bhatara Paramecwara dan semua dewa-dewa
        ... dari yang mulia Dapunta Selendra
        Santanu adalah nama bapaknya, Bhadrawati adalah nama ibunya, Sampula adalah nama bininya dari yang mulia Selendra.


3.   Makam Wonobodro di Kecamatan Blado

http://1.bp.blogspot.com/-fnkCzaRsnQ4/Tq0Z1up3TGI/AAAAAAAAAVY/pcH9gVv4kvk/s320/%253D%253Futf-8%253FB%253FbWFnaHJpYmkgYmxhZG8uanBn%253F%253D-790043

Kawasan Wonobodro merupakan kawasan wisata Ziarah makan Syeh Maulana Maghribi.Lokasi ini terletak di Desa Wonobodro Kecamatan Blado, dari Ibukota Kabupaten Batang kurang lebih 30 Km arah ke arah selatan. Pada Bulan Suro tempat makam Syeh Maulana Maghribi banyak dikunjungi oleh para peziarah dari beberapa kota.
Wonobodro Batang  Jawa tengah, adalah tempat peziarah yang datang ke syech  pekalongan dan Syech Maulana Maghribi. tempatnya cukup menarik dengan suasana perbukitan yang asri dan masih sangat alami, tempat ini di tata dengan rapi dan dengan desain tradisional dan masih belum terlalu banyak terpengaruh oleh budayabarat.
Desa ini merupakan bekas Desa Perdikan sehingga sampai hari ini ada kekuasaan Lurah dan Lurah makam.Lepala Lurah makam yang berjumlah 40 anggota bertugas sebagai:
a.   Juru kunci
b.   Ulu-ulu masjid
c.   Geblog
d.   Pemelihara kebersihan masjid
e.   Pemelihara kebersihan makam
Upacara khol dilakukan dimasjid dan makamWonobodro di bulan suro untuk memperingati wafatnya beberapa tokoh seperti:
a.   Syekh Maulana Magribi
b.   Syekh Sunan Kudus
c.   Syekh Bandi Maktis
d.   Syekh Fakir Sugih
e.   Syekh Ki Ageng Pekalongan
f.    Syekh Baurekso
g.   Syekh Ki Ageng Wonobodro
Khol dilaksanakan setiap 13 Syuro dan dihadiri oleh warga tidak hanya dari Batang tapi juga daerah lainnya seperti Pekalongan,Semarang, Kudus,Cirebon Jakarta dan Purwokerto. DEngan acara pada malam 13 Syura diadakan salawat dzikir dan tahlil, dilanjutkan paginya peserta dan masyarakat pawai dari masjid ke makam.Selain iyu ada acara ceramah keagamaan yang semuanya membuat daerah ini ramai dan banyaknya pedagang juga menambah keberagamaan dan kerukunan masyarakat  terpancar indah.

4.   Patung Ganesa di Pejaten
Di dalam agama Hindu, Ganesha termasuk salah satu dewa yang paling populer, di samping Dewa-dewa Trimurti, yakni Brahma (dewa pencipta alam semesta), Wisnu (dewa pemelihara alam semesta), dan Siwa (dewa perusak alam semesta).Ganesa adalah dewa berkepala gajah.Di kalangan masyarakat Hindu, Ganesa dianggap setengah manusia dan setengah dewa.Peranan Ganesa begitu penting karena dia adalah anak Dewa Siwa.
Masyarakat Hindu percaya Ganesa merupakan dewa ilmu pengetahuan.Maka di banyak tempat, termasuk di Indonesia, sampai sekarang masyarakat Hindu sering membangun kuil berisi Dewa Ganesa.Konon hal ini dimaksudkan agar anak-anak yang dilahirkan menjadi pintar dan berbakti kepada orang tua.
Ganesa di Pejaten Tersono ( Foto Mulyanto Tersono )
Sebagai dewa ilmu pengetahuan, Ganesa selalu mengundang kekaguman para pakar ikonografi (pengetahuan tentang seni arca kuno) karena bentuk, gaya seni, dan langgamnya yang berbeda-beda. Namun ciri utama Ganesa tetap sama, yakni memiliki belalai yang sedang mengisap isi mangkok dalam genggaman tangan depannya.Mangkok tersebut, menurut mitologi Hindu, berisi cairan ilmu pengetahuan yang tidak habis-habisnya walaupun diisap terus-menerus olehnya.Hal inilah yang kemudian diidentikkan dengan ilmu pengetahuan, yang tak pernah habis digali dan tak pernah henti digarap.Mungkin, hal demikianlah yang diharapkan dari para manusia.
Ganesa sangat tinggi, dia juga dipuja sebagai dewa penyingkir segala rintangan, baik gangguan gaib (magis) maupun gangguan fisik.Ganesa memiliki sahabat karib tikus.Sang tikus kemudian dijadikannya sebagai wahana atau kendaraan.Karena itu dalam pengarcaannya Ganesa selalu menunggang tikus (musaka).Musaka merupakan simbol dari keangkuhan diri. Jadi diharapkan musaka itu akan berperan sebagai pengendali dari keangkuhan seseorang.
Nama Ganesa dipakai oleh lembaga atau perusahaan di Indonesia.Bahkan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggunakannya sebagai lambang atau logo.
Bagaimana dengan Ganesha di Pejaten Tersono Batang ?
Di Kabupaten Batang banyak ditemukan arca Ganesa yang terkenal adalah di Silurah Kecamatan Wonotunggal dan yang kedua adalah arca ganesa di Rejosari Tersono.
Menurut penuturan dan makalah tentang Ganesa di Tersono oleh Mas Mulyanto, dikatakan Ganesa yang ditemukan oleh Pak Karyo dari Dusun Miluwung desa Rejosari Barat kurang lebih tahun 1976 dengan ukuran cukup besar yaitu tinggi 100 cm,lebar 95 cm dan tebal 47 cm.Waktu itu pak Karyo sedang menjadi buruh mencangkul di sawah dan ternyata mengenai sebuah batu dan setelah diangkat ternyata ada gambar gajah (ganesa) yang sedang duduk dengan tangan empat buah,kaki kanan berjuntai dan kaki kiri bersila. Waktu cangkulnya kena batu ternyata tepat kena belalai gajah tersebut sehingga pada ujung belalainya hilang (jw.tompal), dan diluar nalar manusia juga pada waktu itu istri pak Karyo sedang hamil dan sewaktu melahirkan (dengan kuasa Tuhan) ternyata anaknya lahir (maaf) cacat dengan hidung seperti belalai gajah. Setelah ditemukan arca ganesa itu kemudian diletakkan di pematang sawah sehingga banyak orang yang melihat. Tetapi hal ini malah mengundang orang yang ingin memilikinya sampai pada suatu ketika sekitar tahun 1990 ganesa itu mau dicuri orang dan sudah dapat diangkat sampai jalan raya. Saya masih ingat harinya yaitu Minggu malam Senin sekitar pukul 01.00 dinihari, waktu itu Bapak saya (alm) dibangunkan petugas polsek Tersono karena mendapat laporan dari tukang ojek yang dikira mau mencuri mesin Rice Mill KUD.Padahal waktu itu sudah disediakan truk pengangkut dan dari pikulan dan tambang yang untuk mengangkat diperkirakan diangkat 8 orang. Setelah itu Arca Ganesa dipindahkan didekat Pos kamling dikebun orang tuaku. Sejak Januari tahun 2008 saya ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batang untuk memelihara dan menjaga benda cagar budaya tersebut. Dan alhamdulilah pada tanggal 12 November 2008 oleh Dinas Pendidikan Kab.Batang dalam hal ini bagian kebudayaan saya ditugaskan juga untuk merencanakan pembuatan cungkup Ganesa dan dimulai pembangunannya pada 15November 2008 (Pelaksanaan pembangunan 10 hari). Dalam cungkup tersebut selain ganesa juga ada batu lingga masif (uk.Panjang: 100 cm, Lebar 40 cm, Tebal 25 cm) dengan pahatan relief bergambar lingkaran Darma Cakra dan Trisula yang merupakan lambang agama India Kuno dan juga merupakan perlambangan dari agama Budha dan Hindu.(Mulyanto,S.Sos.pemerhati BCB di Pejaten Tersono Batang).
umber:
1.   Makalah dari Mulyanto pemerhati BCB di Batang
3.   Penulisan Upacara Tradisional Di Kabupaten Batang, Prof Dr Wasino, M,Hum
4.   Riwayat Indonesia I, Prof Purbatjaraka
5.   Sejarah Batang Suatu Studi Pendahuluan, Tim Penyusun Sejarah Kabupaten Daerah Tingkat II Batang
6.   Wiki PediaBahasa Indonesia

Senin, 04 Februari 2013

AKU BANGGA INDONESIA

Aku tetapbangga Indonesia
meski Borobudur tak lagi salah satu tujuh keajaiban dunia
Meski pulau jawa mungkin tenggelam kelebihan muatan
sekian ratus juta penduduknya
meski sepak bola kalah dengan negeri sebelah
Aku tetap bangga Indonesia
yang bersatu karena bahasa sebuah bangsa
tidur di tanah yang bernama Indonesia
Sayang aku kurang bangga
bila korupsi merajalela
hukum belum keluar sebagai panglima
kita lebih senang memilih pejabat,
dibanding pemimpin yang merakyat
kita kelebihan politisi,
dibanding negarawan sejati
Aku tetap bangga padamu Indonesiaku
bila pemimpin tidak lepas nurani
bila pejabat tidak hilang kendali
Aku bangga Indonesia
sebab aku orang Indonesia

Selasa, 20 November 2012

Penelitian Fiqhi





SOJOMERTO: BUKTI EKSISTENSI MATARAM KUNO DI JAWA TENGAH



Bidang Kegiatan:
Ilmu Pengetahuan Sosial




Oleh:
Nama : Fiqhi Amalina Islami
NIS            : 119944



SMA NEGERI 1 BATANG
TAHUN 2012

HALAMAN PENGESAHAN

1.      Judul Kegiatan                              : SOJOMERTO: BUKTI EKSISTENSI MATARAM
KUNO DI JAWA TENGAH
2.      Bidang Kegiatan                           : (  ) Sains Dasar          (P) Ilmu Pengetahuan Sosial
  (  ) Sains Terapan      (   ) Humaniora
3.      Pelaksana Kegiatan                      
a. Nama Lengkap                          : Fiqhi Amalina Islami
b. NIS                                           : 119944
c. Kelas                                         : XI IPS 3
d. Sekolah                                     : SMA Negeri 1 Batang
e. Alamat Rumah dan No HP       : Desa Bandar, Rt.04/Rw.III Kec.Bandar, Kab. Batang
f. Alamat email                             :amalina.fiqhi@gmail.com
4.   Guru Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar           : Sri Umi Adiati, S.Pd.
 b. NIP                                            : 19570721 198103 2 010
c. Alamat Rumah dan No HP        : Jl. Elida No. 1 RT 02 RW 03, Pasekaran, Batang/
                                                          081326933295

Batang, 13 september 2012
Guru Pendamping                                                                   Pelaksana Kegiatan




Sri Umi Adiati, S.Pd.                                                  Fiqhi Amalina Islami
NIP.19570721 198103 2 010                                     NIS. 119944

Menyetujui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang



Drs. Henry Junaidi, M.Pd.
NIP. 19600626 198403 1 006

Surat Pernyataan Orisinalitas Penelitian

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:
Nama   : Fiqhi Amalina Islami
NIS     : 119944

1) Menyatakan bahwa Karya Ilmiah yang saya tuliskan benar bersumber dari penelitian yang telah saya laksanakan sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak manapun.

2)  Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak
manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.


Batang, 13 September 2012
Menyetujui,                            
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang                                  Yang Membuat Pernyataan                           



Drs. Henry Junaidi, M.Pd.                                                      Fiqhi Amalina Islami
NIP. 19600626 198403 1 006                                                            NIS. 119944              
                                                                       


SOJOMERTO: BUKTI EKSISTENSI MATARAM KUNO DI JAWA TENGAH
Fiqhi Amalina Islami, SMA Negeri 1 Batang

ABSTRAK
Prasasti merupakan dokumen atau piagam yang ditulis pada bahan keras dan tahan lama, biasanya ditulis pada batu, lempengan tembaga serta lempengan emas. Penemuan prasasti di desa Sojomerto, kabupaten Batang pada tahun 1940 dapat memberikan keterangan - keterangan baru bagi sejarawan Indonesia mengenai Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Sojomerto menyebutkan seorang tokoh yang bernama Dapunta Sailendra dari kerajaan Mataram kunoyaitusebuah kerajaan di Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur) yang berdiri sejak awal abad ke-8 dengan raja pertamanya yaitu raja Sanjaya. Pada umumnya masyarakat belum mengetahui mengenai keberadaan prasasti ini bahkan oleh masyarakat di Daerah Batang sendiri.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap mengenai keadaan fisik serta manfaat dari prasasti sojomerto yang merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno.Prasasti ini diperkirakan usianya lebih tua dari Prasasti Canggal yaitu sebuah prasasti yang menjelaskan mengenai keberadaan Mataram Kuno yang juga dianggap sebagai prasasti paling tua di Jawa Tengah.Prasasti Sojomerto terbuat dari batu andesit berukuran panjang43 cm, tebal 7 cm dan tinggi 78 cm menggunakan aksara Jawa Kuno (Kawi) dan ditulis dalam dialek Bahasa Melayu Kuno dan berasal dari abad 7 M. Prasasti ini berisi mengenai persembahan kepada Dewa Siwa dan Parameswara serta silsilah Dinasti Syailendra.Prasasti Sojomerto dapat memperkuat dugaan Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka yang mengatakan bahwa di Jawa tengah hanya ada satu dinasti yaitu dinasti Syailendra.Pada mulanya dinasti ini beragama siwa.Sanjaya yang beragama Siwa, menyuruh anaknya Rakai Panangkaran untuk meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya dan memeluk agama Buddha.Prasasti Sojomerto dapat menjadi salah satu bukti mengenai eksistensi kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.
                                         
Kata Kunci: Prasasti Sojomerto, Bukti, Mataram Kuno.




KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur atas karunia Allah SWT  karena atas bimbingan dan izin Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sojomerto : Bukti Eksistensi Mataram Kuno di Jawa Tengah” ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar nantinya para generasi muda mengetahui apa saja peninggalan sejarah yang ada di sekitar kita dan mencintai sejarah kebudayaan bangsa Indonesia.
Terselesainya karya tulis ini juga berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.
      Dengan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Drs. Henry Junaidi, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA N 1 Batang.
2.      Dra. Bagiyati,M.Pd. selaku pembimbing karya Ilmiah SMA N 1 Batang
3.      Sri Umi Adiati, S.Pd. selaku pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini.
4.      Bambang Indriyanto, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Sejarah di  SMA N 1 Batang.
5.      Mahasiswa PPL Sejarah tahun 2012 di SMA N 1 Batang.
6.      Ibu Nariyah selaku informan utama dalam penelitian ini. 
7.      Ayah dan Ibu beserta keluarga tercinta yang senantiasa tulus ikhlas mendo’akan, memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
            Semoga Allah SWT membalas kebaikan Anda dengan kebaikan yang lebih banyak, amin. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kekurangan milik penulis selaku manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Penulis menyadari bahwa isi maupun penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan serta kekeliruan, meskipun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis untuk menyempurnakan karya tulis ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia, khususnya para generasi muda yang kurang mencintai sejarah kebudayaan bangsa Indonesia.


                                                                                    Batang, 13 September 2012


                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………    i
Halaman Pengesahan……………………………………………………………..    ii
Surat Pernyataan Orisinalitas…………………………………………………….     iii
Abstrak……………………………………………………………………………   iv
Kata Pengantar…………………………………………………………………....   v
Daftar Isi………………………………………………………………………….    vi
Daftar Gambar……………………………………………………………………    vii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penelitian……..………………………………………..    1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………    2
C.     Tujuan Penelitian……………………………………………………….    2
D.    Manfaat Penelitian……………………………………………………...    2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Definisi Prasasti……………………………………………………........   3
B.     Bentuk – bentuk Prasasti……………………………………………….    3
C.     Karakteristik Prasasti……………………………………………….......    3
D.    Manfaat Prasasti………………………………………………………..    4
E.     Prasasti Sojomerto……………………………………………………...    4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.    Setting Penlitian…………………………………………………………   7
B.     Subyek Penelitian……………………………………………………….   7
C.     Metode Pengumpulan Data……………………………………………..   7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Proses Penemuan…………………………………………………………    9
B.     Data Prasasti……………………………………………………………...    10
C.     Isi Prasasti………………………………………………………………...    10
D.    Manfaat Prasasti………………………………………………………….    11
BAB V PENUTUP
A.    Simpulan………………………………………………………………..    12
B.     Saran…………………………………………………………………….   13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..  14


DAFTAR GAMBAR





BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Prasasti adalah dokumen atau piagam yang ditulis pada bahan keras dan tahan lama, biasanya ditulis pada batu, lempengan tembaga serta lempengan emas.Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yaitu babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah yang masyarakatnya sudah mengenal tulisan.
Penemuan prasasti di desa Sojomerto, kabupaten Batang dapat memberikan keterangan - keterangan baru bagi sejarawan kuno Indonesia.Prasasti ini diperkirakan usianya lebih tua dari Prasasti Canggal yaitu sebuah prasasti yang menjelaskan mengenai keberadaan Mataram Kuno yang juga dianggap sebagai prasasti paling tua di Jawa Tengah.Prasasti sojomerto yang ditemukan di kabupaten Batang menyebutkan mengenai Dapunta Sailendra yaitu sebuah dinasti dari kerajaan Mataram kuno.
Kerajaan Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan di Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur).Kerajaan ini diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8 dengan raja pertamanya yaitu raja Sanjaya yang memerintah hingga tahun 732M.Pada awal berdirinya, kerajaan ini berpusat di Jawa Tengah akan tetapi pada abad ke-10 pusat Kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur yaitu di Watugaluh (Wilayah anntara Gunung Semeru dan Gunung Wilis) oleh Mpu Sindok, hal ini disebabkan karena letusan Gunung Merapi. Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar belakang keagamaan yang berbeda, yakni agama Hindu dan Buddha. Pendiri wangsa Sanjaya adalah Raja Sanjaya yang menggantikan raja sebelumnya yaitu Raja Sanna (Syukur.2005:161).
Prasasti Sojomerto merupakan salah satu bukti mengenai keberadaan kerajaan Mataram Kuno, akantetapi sebagian besar orang belum mengetahui tentang keberadaan Prasasti Sojomerto. Padahal Prasasti Sojomerto ini adalah Prasasti tertua di Jawa Tengah.Prasasti Sojomerto ini dapat menjadi salah satu bukti yang kuat dan menjadi dasar penelitian tentang adanya Dinasti Syailendra di Jawa Tengah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji “Sojomerto: Bukti Eksistensi Mataram Kuno di Jawa Tengah”.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana keadaan fisik Prasasti Sojomerto?
2.      Bagaimana peranan Prasasti Sojomerto dalam merekonstruksi sejarah Kerajaan Mataram Kuno?
C.   Tujuan
1.      Mengetahui bagaimanakah keadaan fisik Prasasti Sojomerto.
2.      Mengetahui peranan Prasasti Sojomerto dalam merekonstruksi sejarah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.
D.   Manfaat
1.      Bagi Peneliti
Manfaat mengkaji Prasasti Sojomerto ini adalah untuk mengetahui apa saja peninggalan – peninggalan sejarah yang ada di Kota kelahiran penulis. Agar penulis mengetahui asal usul terbentuknya Kota Batang dan peristiwa – peristiwa yang pernah terjadi di Kabupaten Batang.Yang terpenting adalah penulis dapat lebih mencintai dan menghargai peninggalan sejarah yang amat bernilai bagi bangsa Indonesia.
2.      Bagi Masyarakat Luas
Manfaat kajian tentang Prasasti Sojomerto ini agar warga di Indonesia yang belum mengetahui keberadaan dan sejarah Prasasti Sojomerto khususnya yang  berada di Jawa Tengah maupun sekitar kota Batang dapat mengetahui peninggalan – peninggalan sejarah di sekitar tempat tinggal mereka secara lengkap dan mengetahui sejarah nya. Khusus nya para generasi muda, agar mereka belajar memahami dan mencintai peninggalan sejarah yang sangat bernilai bagi bangsa Indonesia sendiri.







BAB II
KAJIAN TEORI

A.   Definisi Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, dimana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmuyang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi. Kata prasasti berasal dari bahasa Sansekerta, dengan arti sebenarnya adalah "pujian". Namun kemudian dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan".Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat.

B.   Bentuk – bentuk Prasasti                                                 
Bentuk prasasti bermacam – macam, kebanyakan prasasti terbuat daribatu, namun prasasti dari batu bentuknya pun bermacam – macam.Misalnya ada yang berbentuk batu besar, ada yang masih berbentuk batu alami tapi juga ada yang sudah dibentuk lebih rapi seperti bentuk papan dan pigura.Prasasti pun bentuknya tidak hanya seperti batu, namun ada juga prasasti yang berbentuk daun. Prasasti dari batu ada yang berbentuk seperti nisan, menyerupai telur (lonjong) ada juga yang berbentuk seperti kendi/gentong dan lumpang.

C.   Karakteristik Prasasti
Di dalam penulisan Prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia biasanya penulisannya menggunakan huruf Kawi (Jawa Kuna), huruf Pallawa, huruf Sunda Kuno dan ada juga yang menggunakan huruf ikal/ huruf sangka yang sampai sekarang belum bisa terbaca. Bahasa yang digunakan umumnya menggunakan Bahasa Melayu Kunodan Bahasa Sansekerta.Prasasti umumnya juga dibentuk/dibuat dari bahan yang keras, seperti batu, perak, emas, tembaga, logam, dan bahkan daun lontar.Kebanyakan Prasasti dibuat atas perintah penguasa suatu daerah.Umumnya prasasti dikeluarkan untuk memperingati penobatan suatu daerah sebagai Sima, Daerah bebas pajak, sebagai anugerah raja kepada pejabat tertentu yang telah berjasa atau anugerah raja untuk pemeliharaan bangunan suci tertentu.



D.   Manfaat Prasasti
Prasasti dapat digunakan sebagai sumber dalam penelitian sejarah serta sebagai bukti adanya suatu peristiwa di masa lampau, selain itu juga dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata di suatu sehingga dapat meningkatkan perekonomian penduduk di sekitar daerah tersebut.

E.    Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.Prasasti ini menyebutkan seorang tokoh yang bernama Dapunta Syailendra.Tokoh itu menurut para ahli diduga cikal bakal Dinasti Syailendra di Jawa.Pada masa pemerintahan Penangkaran keluarga Syailendra menjadi raja Bawahan (Wurjantoro. 1996:75).
Prasasti Sojomerto ditulis menggunakan aksara Jawa Kuno (KAWI) dengan bahasa Melayu Kuno.Aksara Jawa Kuno (KAWI) yang digunakan pada prasasti ini merupakan salah satu pengembangan dari aksara Pallava Grantha yang merupakan aksara induk bagi sejumlah dialek bahasa di kawasan Asia Tenggara (Baybayin, Mon, Champa, Khmer, Thai, Java, Bali, Batak, Sunda dll).Berdasarkan penggunaan hurufnya, prasasti ini diperkirakan berasal dari abad VII  Masehi.
pallava-to-kawi
Rumpun Bahasa Kawi
Periodisasi dari penggunaan Bahasa Kawi itu sendiri meliputi kurun waktu yang cukup panjang (±800 tahun). Dimulai pada masa Kerajaan Mataram Kuno hingga Kesultanan Mataram Islam yang notabene berada pada wilayah yang berdekatan,  sehingga sering kali ditemukan perbedaan dalam bentuk aksaranya. Pada Prasasti Sojomerto, bentuk aksara Kawi yang digunakan adalah berasal dari periodisasi awal seperti dijelaskan oleh gambar berikut.
alih-aksara-nusantara

Alih Aksara nusantara
kawi-1
                                                                       


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A .Setting Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 September 2012 pada pukul 14.34 – 16.35 di Rt.03/Rw.III Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.

B .  Subyek Penelitian
            Subyek dari penelitian ini adalah Prasasti Sojomerto, dan orang – orang yang mengetahui sejarah tentang Prasasti Sojomerto diantaranya Juru Kunci Prasasti dan sejarawan kabupaten Batang.

C .  Metode Pengumpulan Data
1.      Survey
Dalam hal ini peneliti langsung datang ke lokasi penelitian dan meneliti subyek tersebut secara langsung dengan berdasarkan buku – buku panduan dari juru kunci.

2.      Observasi Langsung
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa metode observasi adalah metode pengumpulan data yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian secara langsung terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Observasi langsung merupakan pengamatan langsung ke objek penelitian dalam hal ini adalah Prasasti Sojomerto di desa Sojomerto, kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.Hasil observasi langsung ini akan dicatat oleh peneliti dan hasil dari catatan itu nantinya akan peneliti olah sebagai data untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

3.      Wawancara
Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau terbuka.Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek dan peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceriterakan oleh responden.

4.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen Prasasti sebagai data konkret.Hal ini dilakukan guna mendapatkan informasi yang berkenaan dengan subjek dan lokasi penelitian.Contoh dokumen yang diambil adalah gambar kegiatan wawancara, penelitian sebelumnya, dsb.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.   Proses Penemuan
Prasasti Sojomerto ini ditemukan di kebun kopi oleh masyarakat desa Sojomerto sekitar tahun 1940-an. Kebun kopi tersebut milik Bapak Salman (alm).Konon setelah ditemukan prasasti ini sempat akan dipindahkan ke museum di Semarang. Kemudian 8 warga desa ditugaskan untuk memindahkan prasasti tersebut ke kelurahan.Setelah dipindahkan ke kelurahan ada seseorang bermimpi agar prasasti tersebut dikembalikan ke tempat semula.Dan tanpa diduga ke 8 orang yang membawa prasasti itu ke kelurahan meninggal dunia.
            Setelah ada pertanda tersebut, warga pun segera memindahkan prasasti tersebut ke tempat semula.Prasasti itu dibawa oleh 4 orang, dan 4 orang tersebut tidak mendapat musibah apapun.Dahulu setiap bulan Sura dan malam Jumat Kliwon, warga sekitar mengadakan selamatan di sekitar Prasasti tersebut dan Prasasti tersebut diberi sesajen berupa bunga dan kemenyan.
            Setelah itu banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan orang yang pertama kali meneliti adalah Prof. Drs. Boechari dan beliau juga menterjemahkan tulisan Prasasti tersebut.Dan juga ada peninjauan dari Pusat Penelitian Dep.PPK Jakarta sekitar tahun 1963/1964.
            Kemudian Prasasti itu ditinjau dari Taman Suaka Prambanan, dan Prasasti tersebut dianggap masih berkaitan dengan Prasasti – Prasasti yang ada di kompleks candi Prambanan. Dari Taman Suaka Prambanan tersebut kemudian memberi amanat kepada sang pemilik tanah yaitu Bp. Salman untuk menjaga dan merawat Prasasti tersebut serta memberi keterangan bila ada orang yang ingin mengetahui sejarah Prasasti tersebut. Bahkan di tahun 1985 dibangun joglo dan pagar pengaman untuk Prasasti Sojomerto tersebut dari Taman Suaka Prambanan.
Prasasti Sojomerto berada di desa Sojomerto, Kec.Reban, Kab. Batang, Jawa Tengah. Prasasti - prasasti yang dikeluarkan oleh raja - raja Syailendra di Jawa Tengah sekitar abad ke 8 - 9 M menunjukkan bahwa mereka beragama Budha. Demikian pula bangunan - bangunan suci yang ada hubungannya dengan raja - raja Syailendra seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu, Candi Prambanan, dan beberapa lainnya adalah bangunan agama Budha. Tetapi di dalam prasasti Sojomerto disebutkan seorang bernama Dapunta Selendra, yang beragama Siwa. Dalam prasasti Sojomerto inilah untuk pertama kalinya nama Selendra muncul. Ternyata Selendra tersebut adalah nama orang.
            Prasasti ini berbahasa Melayu Kuna, dan tidak berangka tahun.Walaupun demikian, menurut bentuk hurufnya dapat diketahui bahwa prasasti ini berasal dari permulaan abad ke 7 M, jadi lebih tua dari Prasasti Syailendra lainnya yang telah ditemukan sebelumnya.Bahkan prasasti ini lebih tua dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M. Prasasti ini juga memperkuat dugaan bahwa di Jawa Tengah hanya ada satu dinasti yaitu Dinasti Syailendra.Dan dari yang sudah kita ketahui bersama bahwa Kerajaan Sriwjaya yang besar itu juga dari Dinasti Syailendra. Karena usia Prasasti yang sudah sangat tua, banyak tulisan yang kurang jelas dan tidak dapat terbaca secara jelas.
                                                                                                      
B.   Data Prasasti
a.       Bahan dari             : Batu Andersit                
b.      Ukuran                  : Panjang 48 cm, tebal 7 cm, tinggi 78 cm
c.       Tulisan                   : Dituliskan pada muka yang rata, sebelah kosong
d.      Bentuk tulisan       : Jawa Kuno (Kawi), sebanyak 11 baris
e.       Bahasa                   : Melayu Kuno
f.       Tahun penulisan    : Pada abad ke VII (sekitar th.700-san M)
g.     Isi prasasti             : Persembahan kepada Dewa Siwa dan Parameswara
dan silsilah Dinasti Syailendra
C.   Isi Prasasti
  1. … – ryayon çrî sata …
  2. … _ â kotî
  3. … namah ççîvaya
  4. bhatâra parameçva
  5. ra sarvva daiva ku samvah hiya
  6. – mih inan –is-ânda dapû
  7. nta selendra namah santanû
  8. namânda bâpanda bhadravati
  9. namanda ayanda sampûla
  10. namanda vininda selendra namah
  11. mamâgappâsar lempewângih




Simpulan dari isi Prasasti tersebut adalah :

“Sembah kepada Siwa Bhatara Paramecwara dan semua dewa-dewa dari yang mulia Dapunta Selendra“
“Santanu adalah nama bapaknya, Bhadrawati adalah nama ibunya,
Sampula adalah nama bininya dari yang mulia Selendra.”

D.   Manfaat
Prasasti-prasasti yang dikeluarkan raja-raja Syailendra di Jawa Tengah sekitar abad 8-9 M menunjukkan bahwa mereka beragama Buddha.Demikian pula bangunan-bangunan suci yang ada hubungannya dengan raja-raja syailendra seperti candi Borobudur, candi mendut, Candi Sewu dan beberapa lainnya adalah bangunan agama Buddha.Tetapi di dalam prasasti Sojomerto disebut seseorang yang bernama Dapunta Syailendra, yang beragama Siwa (Notosusanto. 1992: 79-80).
Prasasti Sojomerto dapat memperkuat dugaan Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka yang mengatakan bahwa di Jawa tengah hanya ada satu dinasti yaitu dinasti Syailendra.Pada mulanya dinasti ini beragama siwa.Sanjaya yang beragama Siwa, menyuruh anaknya Rakai Panangkaran untuk meninggalkan kepercayaan nenek moyangnnya dan memeluk agama Buddha.Prasasti Sojomerto dapat menjadi bukti eksistensi kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah.











BAB V
PENUTUP

A .  Simpulan
          Dari penelitian dan pembahasan diatas kita dapat mengetahui bahwa Prasasti Sojomerto merupakan salah satu icon di Kota Batang.Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan yang amat bernilai bagi Kabupaten Batang. Dari Prasasti Sojomerto lah nama Batang juga disebut – sebut di dalam dunia persejarahan bangsa Indonesia.
            Prasasti Sojomerto ini juga merupakan Prasasti tertua di Jawa Tengah.Prasasti ini ditemukan di kebun kopi milik salah seorang warga Rt.03/Rw.III desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.Prasasti ini merupakan peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Dari bentuk dan tulisan di Prasasti Sojomerto ini diperkirakan Prasasti ini dibuat sekitar tahun 700-san M. Jadi lebih tua dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M dan disebut – sebut sebgai Prasasti tertua di Jawa Tengah.
            Prasasti berisi tentang persembahan kepada dewa dalam agama Hindu yaitu dewa Siwa Parameswara.Persembahan ini dari Raja Dapunta Sailendra yang pernah menjadi Raja di Mataram Kuno menggantikan Raja Sanjaya.Dapunta Sailendra merupakan pendiri wangsa Sailendra yang berkuasa di Jawa Tengah.
            Kerajaan Mataram Kuno pertama kali didirikan di Jawa Tengah sejak awal abad ke-8 dengan Raja pertama nya adalah Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.Pada abad ke-10 Kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur.Berpindahnya Kerajaan ini dikarenakan adanya bencana alam yaitu Gunung Merapi yang dianggap pertanda kehancuran Bumi.Setelah kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur, Raja yang memerintah pertama adalah Mpu Sindok yang merupakan cucu dari Sri Maharaja Daksa.Kerajaan Mataram Kuno ini didirikan di Watugaluh (wilayah antara G.Semeru dan G. Wilis).
            Gambaran dari Prasasti Sojomerto ini diantaranya, memiliki panjang 48 cm, tebal 7 cm dan tinggi 78 cm. Bertuliskan huruf Jawa Kuno dan berbahasa melayu Kuno. Prasasti ini tertulis pada batu Andersit dan ditulis sekitar tahun 700-san M.
            Prasasti bertuliskan huruf Jawa Kuno ini juga masih berhubungan dengan peninggalan – peninggalan sejarah lain yang ada di Jawa Tengah, seperti kompleks Candi Gedong Songo, kompleks Candi Dieng dan kompleks Candi Prambanan yang berlatar belakang agama Hindu. Adapun yang berlatar belakang agama Budha antara lain ialah, Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu dan Candi Plaosan.Bahwasanya Prasasti Sojomerto merupakan Prasasti tertua di Jawa Tengah dan menjadi bukti eksistensi Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.

B .  Saran
   Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1.      Peninggalan – peninggalan sejarah hendaknya perlu dijaga dan dilestarikan agar peninggalan – peningglan sejarah tersebut dapat terus dilestarikan masa depan bangsa ini.
2.      Perlu diadakan lagi penelitian yang lebih mendalam pada Prasasti Sojomerto.
3.      Pemerintah daerah seharusnya lebih memperhatikan daerah tempat peninggalan sejarah tersebut, seperti memberikan bangunan khusus dan memberi donatur pada warga sekitar untuk merawat bangunan sejarah tersebut agar tetap terjaga.
4.      Hendaknya diadakan sosialisasi mengenai prasasti Sojomerto kepada masyarakat pada  umumnya dan para pelajar di Kabupaten Batang pada khususnya.
5.      Karena letaknya sekarang ada di perkampungan penduduk, hendaknya diberi rambu (petunjuk/arah) yang lebih lengkap sehingga pengunjung bisa dengan lebih mudah menuju ke lokasi Prasasti tersebut.






















DAFTAR PUSTAKA

Listiyani, Dwi Ari. 2009. BSE Sejarah untuk SMA/MA kelas XI Program IPS. Jakarta: Depdiknas.
Notosusanto, Nugroho, dkk. 1992. Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.
. 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.
Wurjantoro, Edhie. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1. Jakarta: Depdikbud.
Syukur, Abdul. 2005. Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar jilid 6.Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve.
Berita Penelitian Arkeologi Survai di Kab.Pekalongan, Batang dan Kendal. Jakarta 1977
Prasasti Batu Bertulis Sojomerto, Reban Kab.Batang 51273
Tim Penyusun Sejarah Kabupaten Batang Daerah Tingkat II Batang. 1993/1994.Sejarah Batang Suatu Studi Pendahuluan. Batang: Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Batang 1993/1994