MGMP SEJARAH SMA

MGMP SEJARAH SMA
Kegiatan Guru Sejarah SMA se Kab Batang

Kamis, 10 April 2014

Batang Dalam sejarah dan Cagar Budaya


 

Batang dalam sejarah dan Cagar Budaya*
Bambang Indriyanto, S.Pd.**

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun, yang berarti pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sangat sederhana ke tingkat yang lebih komplek atau ke tingkat yang lebih maju. Kata lain yang mirip dengan pengertian sejarah, yakni membicarakan masa lampau adalah Babad, Tambo, Tarikh, Silsilah dan Riwayat. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah  (history) berarti masa lampau umat manusia. Sedangkan dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschit) berarti sesuatu yang telah terjadi. Kedua kata itu dapat memberikan arti yang sesungguhnya tentang sejarah, yaitu sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Kata sejarah dalam bahasa Yunani adalah Istoria ( ilmu )  yang bermakna belajar dengan cara bertanya-tanya. Kata lain yang umum di pakai dan artinya serupa dengan sejarah adalah annal, kronik, epic dan sebagainya.
Peristiwa kejadian hidup manusia pada masa lampau dalam segala aspeknya adalah pengertian sejarah yang mudah kita cerna, meskipun masa lampau tidak harus dikatakan sebagai sejarah. Sebab masa lampau yang sudah dibuat cerita dengan penyusunan yang ilmiah dengan metode tertentu, barulah masa lampau tadi berarti dan bermakna sejarah.Sebelum kedatangan bangsa Barat, istilah silsilah, tambo, riwayat, babad atau tarikh sudah dikenal. Silsilah, adalah daftar asal usul yang kalau dibuatkan secara skematis bentuknya seperti pohon, cabang dan ranting-rantingnya. Riwayat,artinya sama dengan babad dalam Jawa yakni riwayat kerajaan, riwayat bangsa, buku tahunan atau kronik. Buku tahunan atau annal yakni riwayat kerajaan atau riwayat peristiwa setiap tahun. Sedangkan kronik adalah cerita atau fakta, yakni peristiwa-peristiwa sejarah yang disusun menurut urutan waktu tanpa menjelaskan hubungan antar peristiwa itu. Tarikh berarti buku tahunan, kronik perhitungan tahun, buku riwayat, tanggal atau pencatatan tanggal.
Sejarah Batang mengalami masa yang sangat panjang sejak prasejarah dengan diketemukannya kapak neolitikum di Subah , jaman Hindu dengan prasasti Sojo Mertonya, jaman Islam dengan peninggalan di Masin dan Wonobodro, serta Jaman kolonial seperti peninggalan stasiun Kereta Api Batang, pabrik teh Pagilaran bahkan sampai batang bergabung dengan Pekalongan, bahkan lepas dari Kabupaten Pekalongan Tanggal 8 April 1966 berdasarkan Undang- undang No 9 Tahun 1965 yang pernyataannya dibacakan oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah Hari Jumat, 8 April 1966.
Sewajarnya kalau pelajar seharunya mengetahui dan memahami sejarah peningggalan masyarakatnya.Jelajah budaya Batang 2014 ini menjadi salah satu cara pengenalan sejarah dan cagar budaya di Batang ini
Kabupaten Batang terletak pada 6 o 51 o 46 ‘’  sampai  7 o 11 o 47 ‘’Lintang Selatan dan antara 109 o 40 o 19 ‘’  sampai  110 o 03 o 06 ‘’Bujur Timur. Letak geografis Kabupaten Batang berada di Pantai Utara Pulau Jawa dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta – Surabaya dengan batas – batas :
          Sebelah Utara             : Laut Jawa
          Sebelah Selatan          :Kabupaten Wonosobo dan
Banjarnegara
          Sebelah Timur            : Kabupaten Kendal
          Sebelah Barat             : Kota dan Kabupaten Pekalongan
Dengan luas 7.886.416 Ha yang terbagi atas wilayah pantai
/daratan rendah dan tinggi/pegunungan.
Wilayah Kabupaten Batang terdiri  atas : 15 Kecamatan, 235 Desa, 9 Kelurahan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang merupakan perbukitan dan pegunungan.Dataran rendah di sepanjang pantai utara tidak begitu lebar.Di bagian selatan adalah dataran tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prau (2.565 meter).Kondisi wilayah Kabupaten Batang yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan menjadikan Kabupaten Batang berpotensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata dan agrobisnis.
Di Kabupaten ini tersimpan artefak dan situs sejarah yang banyak sekali.Kabupaten batang memiliki banyak situs kepurbakalaan dari berbagai kurun waktu dan tersebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada. Pada situs-situs dimaksud terdapat benda-benda cagar budaya bergerak dan mudah berpindah tempat oleh ulah penduduk atau oknum yang lain dan hanya memetingkan diri sendiri tanpa memikirkan masa depan generasi penerus.
Segi negative dari pernyataan tersebut benda-benda cagar budaya banyak yang hilang, dan tidak terdeteksi sehingga memutus hubungan terhadap sumber sejarah yang diharapkan.
Di Kabupaten Batang tersebar sedikitnya 42 situs yang sudah terdaftar dan terinventarisir baik oleh Disbudpar mapun lembaga lain yang berkompeten dalam kegiatan ini.
Peninggalan sejarah dan purbakala ini ada yang masih dikuasai perorangan,pemerintah ataupun masyarakat.Oleh karenanya perlu revitalisasi benda cagar budaya sehingga dapat terinventarisasi serta terseleksi untuk dijadikan cagar budaya. Undang-undang no. 11 tahun 2010 tentang Perlindungan Cagar Budaya di Indonesia telah mengisyaratkan bahwa benda-benda Cagar Budaya yang merupakan warisan budaya bangsa perlu di selamatkan.Maka tidak heran Kabupaten Batang dalam hal Dinas  Kebudayaan dan Pariwisata melakukan inventarisasi dan penelitian serta perlindungan terhadap benda cagar budaya itu.

1.    Adapun benda benda cagar budaya yang ada di Batang antara lain: Prasasti Sojomerto, di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban;Prasasti Kepokoh, bersama dengan Yoni di Kecamatan Blado.Prasasti Wutit, di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar.
2.   Ada 3 Arca Ganesha di Kabupaten Batang, yaitu di : Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, dan di Desa Siguci Kecamatan Pecalungan.
3.   Arca Sri Vasudara, bersama situs Balekambang, di Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing.
4.   Arca Gajah atau Patung Gajah Indra (Fragmen Karivaradha), di Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal.
5.   Yoni serta Nandi, juga banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Batang.
6.   Batu Gamelan peninggalan kuno Megalithikum, di Desa Toso, Kecamatan Bandar.Kapak Persegi dari jaman neolithikum dari Subah.
7.   Kemuncak, di Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, dan di situs Sibebek di Desa Sibebek, Kecamatan Bawang.
8.   Kala, di situs Cepit, Desa Deles, Kecamatan Bawang (Arca Klenteng).
9.   Situs berupa makam dan peninggalan Islam di Masin Warung Asem, Ujung Negoro, Wonobodro dan Limpung serta Masjid Agung Batang.
   10. Batu Kala Cakra dari Tersono

Karena banyaknya situs sejarah ini, maka yang diperlukan dan harus diperhatikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah :
1.   Sosialisasi benda cagar budaya kepada masyarakat, khususnya generasi muda dan pelajar sehingga ada sikap sadar sejarah dan pentingnya mengapresiasi  benda cagar budaya.
2.   Mengangkat juru budaya untukmerawat BCB dan memberi bekal pengetahuan bagi mereka tentang kecagar budayaan.
3.   Menginventarisai dan meneliti bcb dengan membentuk satgas BCB Kab Batang yang bertugas ikut menggali , mendalami dengan kerjasama pihak yang berkepentingan demi kemajuan pengembangan BCB di Kabupaten Batang.
4.   Mendukung dan mempercepat pendirian museum Kabupaten Batanguntuk menjadi wadah autentik tentang budaya Batang masa lalu.
5.   Mengadakan kegiatan pengenalan budaya kepada pelajar lewat kegiatan sosialisasi, kemahbudaya ataupun jelajah budaya di Tingkat Kabupaten Batang.

Jelajah budaya di Kabupaten Batang yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batang untuk siswa SMA ini lebih dititikberatkan pada pengenalan benda cagar budaya yang ada disekitar Batang yaitu Makam Syeh Tholabudin di desa Masin kecamatan Warung Asem, Makam Islam di Wonobodro Kecamatan Blado, Prasasti Sojomerto di desa Sojomerto Kecamatan Reban, dan Patung Ganesa di Pejaten Kecamatan Tersono.
Pengenalan Cagar Budaya Batang:
1.   Makam Syeh Tholabudin di Masin Warungasem Batang

Syeikh Tholabuddin adalah keturunan dari Sunan Giri ke - 8, yang merupakan garis keturunan Rosulullah.Syeikh Tholabuddin merupakan keturunan Rosulullah yang ke - 32.
Syeikh Tholabuddin memiliki nama lain Raden Wirokusumo sebagai laskar prajurit Mataram Islam. Raden Resokusumo sebagai orang yang mempertahankan dan menjaga Agama Islam.Raden Jayokusumo sebagai pejuang yang berhasil memperjuangkan Islam dari penindasan Kolonial Belanda.
Syeikh Tholabuddin memiliki nama asli Kanjeng Kyai Syeikh Sayid Abdullah bin Sayyid Husein bin Yahya Ba'alawy.
Beliau wafat pada tahun 1212 Hijriyah atau sekitar tahun 1795 - 1796 Masehi.Beliau dimakamkan di desa Masin kecamatan Warungasem.
Menurut Prof Wasino dalam bukunya yang berjudul Penulisan Upacara Tradisional Di Kabupaten Batang, upacara khol ini sudah sejak Tahun 1960 berlangsung.Khol untuk mbah Tholabudin tokoh yamg menurut cerita tutur berasal dari salah satu prajurit Mataram yang bertugas menyerang Kompeni di Batavia.Ia tidak dapat meneruskan perjalanannya karena kehabisan perbekalan.Akhirnya memutuskan tinggal di desa Masin.Di desa inilah tokoh ini mencari sunber kehidupan baru sembari menyebarkan agama Islam.Setelah wafat dimakamkan di Pekuncen desa Masin.Makam berlokasi di dalam kubah permanen berukuran 12 x 5 x 5 m di lokasi ini setiap malam jumat kliwon banyak dikunjungi masyarakat dengan maksud tertentu.
Peringatan meninggalnya suatu tokoh  sering disebut khol.Salah satunya Khol Mbah Tholabudin dari Masin Warungasem ini. Pelaksanaan khol biasanya terjadi pada Tanggal 20 Syakban tiap tahunnya dengan acara pembacaan Al Quran malam sebelumnya dan paginya di lokasi makam diadakan acara lain pembacaan salawat badar,sambutan panitia penyelenggara pembacaan ayat suci Al Quran,sambutan pejabat tingkat MUSPIKA, hikmah dan riwayat singkat mbah Tholabudin,dan acara lain lain berupa pemberian nasi besek.Acara ditutup dengan doa oleh ulama setempat.



http://2.bp.blogspot.com/-oX1Z0SA-DMo/Ue3mHn8E4LI/AAAAAAAAAcI/kk_DvsbyBzs/s400/2+makam+tholabuddin+%281%29.JPG




Makam di Masin Warung Asem ( FotoGallery Photo Kabupaten Batang )

2.   Prasasti Sojomerto di Reban

        Prasasti Sojomerto adalah prasasti yang ditemukan di sebuah kebun kopi di Desa Sojomerto,Kecamatan Reban, Kabupaten Batang pada tahun 1940 dapat memberikan keterangan - keterangan baru bagi sejarawan Indonesia mengenai Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Sojomerto menyebutkan seorang tokoh yang bernama Dapunta Sailendra dari kerajaan Mataram kuno yang berdiri sejak awal abad ke-8 dengan raja pertamanya yaitu raja Sanjaya.
Pada umumnya masyarakat belum mengetahui mengenai keberadaan prasasti ini bahkan oleh masyarakat di daerah Batang sendiri.Prasasti ini diperkirakan usianya lebih tua dari Prasasti Canggal yaitu sebuah prasasti yang menjelaskan mengenai keberadaan Mataram Kuno yang juga dianggap sebagai prasasti paling tua di Jawa Tengah.
Prasasti Sojomerto terbuat dari batu andesit berukuran panjang43 cm,tebal7 cm dantinggi 78 cm menggunakan aksara Jawa Kuno (Kawi) dan ditulis dalam dialek Bahasa Melayu Kuno dan berasal dari abad 7 M dan berisi mengenai persembahan kepada Dewa Siwa dan Parameswara serta silsilah Dinasti Syailendra.
Prasasti Sojomerto dapat memperkuat dugaan Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka yang mengatakan bahwa di Jawa tengah hanya ada satu dinasti yaitu dinasti Syailendra saja bukan dinasti Sanjaya dan Syaelendra.Dinasti ini beragama siwa.
Adapun bentuk prasasti yang ada di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang seperti gambar dibawah ini.

Prasasti Sojomerto ( Foto MGMP Sejarah SMA Kab Batang )

Adapun isinya adalah :
... – ryayon çrî sata ...
        ... _ â kotî
        ... namah ççîvaya
        bhatâra parameçva
        ra sarvva daiva ku samvah hiya
        – mih inan –is-ânda dapû
        nta selendra namah santanû
        namânda bâpanda bhadravati
        namanda ayanda sampûla
        namanda vininda selendra namah
        mamâgappâsar lempewângih

artinya:
Sembah kepada Siwa Bhatara Paramecwara dan semua dewa-dewa
        ... dari yang mulia Dapunta Selendra
        Santanu adalah nama bapaknya, Bhadrawati adalah nama ibunya, Sampula adalah nama bininya dari yang mulia Selendra.


3.   Makam Wonobodro di Kecamatan Blado

http://1.bp.blogspot.com/-fnkCzaRsnQ4/Tq0Z1up3TGI/AAAAAAAAAVY/pcH9gVv4kvk/s320/%253D%253Futf-8%253FB%253FbWFnaHJpYmkgYmxhZG8uanBn%253F%253D-790043

Kawasan Wonobodro merupakan kawasan wisata Ziarah makan Syeh Maulana Maghribi.Lokasi ini terletak di Desa Wonobodro Kecamatan Blado, dari Ibukota Kabupaten Batang kurang lebih 30 Km arah ke arah selatan. Pada Bulan Suro tempat makam Syeh Maulana Maghribi banyak dikunjungi oleh para peziarah dari beberapa kota.
Wonobodro Batang  Jawa tengah, adalah tempat peziarah yang datang ke syech  pekalongan dan Syech Maulana Maghribi. tempatnya cukup menarik dengan suasana perbukitan yang asri dan masih sangat alami, tempat ini di tata dengan rapi dan dengan desain tradisional dan masih belum terlalu banyak terpengaruh oleh budayabarat.
Desa ini merupakan bekas Desa Perdikan sehingga sampai hari ini ada kekuasaan Lurah dan Lurah makam.Lepala Lurah makam yang berjumlah 40 anggota bertugas sebagai:
a.   Juru kunci
b.   Ulu-ulu masjid
c.   Geblog
d.   Pemelihara kebersihan masjid
e.   Pemelihara kebersihan makam
Upacara khol dilakukan dimasjid dan makamWonobodro di bulan suro untuk memperingati wafatnya beberapa tokoh seperti:
a.   Syekh Maulana Magribi
b.   Syekh Sunan Kudus
c.   Syekh Bandi Maktis
d.   Syekh Fakir Sugih
e.   Syekh Ki Ageng Pekalongan
f.    Syekh Baurekso
g.   Syekh Ki Ageng Wonobodro
Khol dilaksanakan setiap 13 Syuro dan dihadiri oleh warga tidak hanya dari Batang tapi juga daerah lainnya seperti Pekalongan,Semarang, Kudus,Cirebon Jakarta dan Purwokerto. DEngan acara pada malam 13 Syura diadakan salawat dzikir dan tahlil, dilanjutkan paginya peserta dan masyarakat pawai dari masjid ke makam.Selain iyu ada acara ceramah keagamaan yang semuanya membuat daerah ini ramai dan banyaknya pedagang juga menambah keberagamaan dan kerukunan masyarakat  terpancar indah.

4.   Patung Ganesa di Pejaten
Di dalam agama Hindu, Ganesha termasuk salah satu dewa yang paling populer, di samping Dewa-dewa Trimurti, yakni Brahma (dewa pencipta alam semesta), Wisnu (dewa pemelihara alam semesta), dan Siwa (dewa perusak alam semesta).Ganesa adalah dewa berkepala gajah.Di kalangan masyarakat Hindu, Ganesa dianggap setengah manusia dan setengah dewa.Peranan Ganesa begitu penting karena dia adalah anak Dewa Siwa.
Masyarakat Hindu percaya Ganesa merupakan dewa ilmu pengetahuan.Maka di banyak tempat, termasuk di Indonesia, sampai sekarang masyarakat Hindu sering membangun kuil berisi Dewa Ganesa.Konon hal ini dimaksudkan agar anak-anak yang dilahirkan menjadi pintar dan berbakti kepada orang tua.
Ganesa di Pejaten Tersono ( Foto Mulyanto Tersono )
Sebagai dewa ilmu pengetahuan, Ganesa selalu mengundang kekaguman para pakar ikonografi (pengetahuan tentang seni arca kuno) karena bentuk, gaya seni, dan langgamnya yang berbeda-beda. Namun ciri utama Ganesa tetap sama, yakni memiliki belalai yang sedang mengisap isi mangkok dalam genggaman tangan depannya.Mangkok tersebut, menurut mitologi Hindu, berisi cairan ilmu pengetahuan yang tidak habis-habisnya walaupun diisap terus-menerus olehnya.Hal inilah yang kemudian diidentikkan dengan ilmu pengetahuan, yang tak pernah habis digali dan tak pernah henti digarap.Mungkin, hal demikianlah yang diharapkan dari para manusia.
Ganesa sangat tinggi, dia juga dipuja sebagai dewa penyingkir segala rintangan, baik gangguan gaib (magis) maupun gangguan fisik.Ganesa memiliki sahabat karib tikus.Sang tikus kemudian dijadikannya sebagai wahana atau kendaraan.Karena itu dalam pengarcaannya Ganesa selalu menunggang tikus (musaka).Musaka merupakan simbol dari keangkuhan diri. Jadi diharapkan musaka itu akan berperan sebagai pengendali dari keangkuhan seseorang.
Nama Ganesa dipakai oleh lembaga atau perusahaan di Indonesia.Bahkan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggunakannya sebagai lambang atau logo.
Bagaimana dengan Ganesha di Pejaten Tersono Batang ?
Di Kabupaten Batang banyak ditemukan arca Ganesa yang terkenal adalah di Silurah Kecamatan Wonotunggal dan yang kedua adalah arca ganesa di Rejosari Tersono.
Menurut penuturan dan makalah tentang Ganesa di Tersono oleh Mas Mulyanto, dikatakan Ganesa yang ditemukan oleh Pak Karyo dari Dusun Miluwung desa Rejosari Barat kurang lebih tahun 1976 dengan ukuran cukup besar yaitu tinggi 100 cm,lebar 95 cm dan tebal 47 cm.Waktu itu pak Karyo sedang menjadi buruh mencangkul di sawah dan ternyata mengenai sebuah batu dan setelah diangkat ternyata ada gambar gajah (ganesa) yang sedang duduk dengan tangan empat buah,kaki kanan berjuntai dan kaki kiri bersila. Waktu cangkulnya kena batu ternyata tepat kena belalai gajah tersebut sehingga pada ujung belalainya hilang (jw.tompal), dan diluar nalar manusia juga pada waktu itu istri pak Karyo sedang hamil dan sewaktu melahirkan (dengan kuasa Tuhan) ternyata anaknya lahir (maaf) cacat dengan hidung seperti belalai gajah. Setelah ditemukan arca ganesa itu kemudian diletakkan di pematang sawah sehingga banyak orang yang melihat. Tetapi hal ini malah mengundang orang yang ingin memilikinya sampai pada suatu ketika sekitar tahun 1990 ganesa itu mau dicuri orang dan sudah dapat diangkat sampai jalan raya. Saya masih ingat harinya yaitu Minggu malam Senin sekitar pukul 01.00 dinihari, waktu itu Bapak saya (alm) dibangunkan petugas polsek Tersono karena mendapat laporan dari tukang ojek yang dikira mau mencuri mesin Rice Mill KUD.Padahal waktu itu sudah disediakan truk pengangkut dan dari pikulan dan tambang yang untuk mengangkat diperkirakan diangkat 8 orang. Setelah itu Arca Ganesa dipindahkan didekat Pos kamling dikebun orang tuaku. Sejak Januari tahun 2008 saya ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batang untuk memelihara dan menjaga benda cagar budaya tersebut. Dan alhamdulilah pada tanggal 12 November 2008 oleh Dinas Pendidikan Kab.Batang dalam hal ini bagian kebudayaan saya ditugaskan juga untuk merencanakan pembuatan cungkup Ganesa dan dimulai pembangunannya pada 15November 2008 (Pelaksanaan pembangunan 10 hari). Dalam cungkup tersebut selain ganesa juga ada batu lingga masif (uk.Panjang: 100 cm, Lebar 40 cm, Tebal 25 cm) dengan pahatan relief bergambar lingkaran Darma Cakra dan Trisula yang merupakan lambang agama India Kuno dan juga merupakan perlambangan dari agama Budha dan Hindu.(Mulyanto,S.Sos.pemerhati BCB di Pejaten Tersono Batang).
umber:
1.   Makalah dari Mulyanto pemerhati BCB di Batang
3.   Penulisan Upacara Tradisional Di Kabupaten Batang, Prof Dr Wasino, M,Hum
4.   Riwayat Indonesia I, Prof Purbatjaraka
5.   Sejarah Batang Suatu Studi Pendahuluan, Tim Penyusun Sejarah Kabupaten Daerah Tingkat II Batang
6.   Wiki PediaBahasa Indonesia